Dr. Jawade Hafidz: "Hukum Tajam Kebawah, Tumpul Keatas"

Para pembicara dan tamu undangan berfoto bersama dengan Panitia Diskusi Publik (Pengurus BEM Unissula) seusai acara di Ruang Sidang Biro Rektor Unissula Semarang, Sabtu (27/8/2016)
Semarang, (27/8/2016). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, sesuai rencana, berhasil menggelar acara Diskusi Publik Peran Pemuda Memaknai Kemerdekaan RI dengan tema "Implementasi Nilai-Nilai Kebangsaan Guna Membentengi Generasi Muda Dari Pengaruh Terorisme"  di Ruang Sidang Biro Rektor Lantai 2 Unissula, Sabtu (27/8/2016). 

Acara yang dibuka oleh Kepala Bagian Kemahasiswaan Unissula, Yuli Prayitno, S.HI., M.H. ini menghadirkan para pembicara dari Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas)  Kota Semarang yang diwakili oleh Sekreatris Kesbangpol Linmas Kota Semarang, Drs. R. Djati Prijono, M.Si, Pakar Hukum Unissula, Dr. Jawade Hafidz, S.H., M.H., dan  Ketua Majelis Tabligh Dan Da'wah Khusus Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Drs. H. Danusiri, M.Ag. Pada paparanya, Jawade Hafidz mengatakan bahwa saat ini hukum kadang-kadang masih berlaku hanya untuk kalangan masyarakat kebawah sementara untuk kalangan elit atau menegah keatas hukum sulit berlaku. "Masih ada pilah-memilah dalam penegakan hukum di kita ini, dan sebaiknya hal ini harus segera diakhiri dengan semangat reformasi yang baik," tutur Jawade Hafidz. Dekan Fakultas Hukum Unissula ini selanjutnya mengatakan bahwa perang urat syaraf yang dilancarkan oleh kekuatan neo-kolonialis dan neo-imperialis juga harus ditangani secara konfrehensif oleh pemerintah.  "Jangan sampai ada stigma bahwa Islam identik dengan teroris. Kita tahu bahwa teroris tidak ada kaitannya dengan agama apapun. mereka memiliki identitas ideologi yang tidak hanya berbenturan dengan aspek hukum negara tapi juga dengan seluruh norma yang ada di semua agama yang ada," terang Jawade Hafidz. "Saatnya generasi muda Indonesia ini meningkatkan terus kewaspadaan terhadap ajaran-ajaran yang menyimpang, melakukan penelusuran sejarah yang benar, memperbanyak kegiatan positif untuk mengisi alam kemerdekaan ini, jangan sampai ruh dan pikiran generasi muda hanya diisi oleh cita-cita yang semu, sehingga lalai dalam mewaspadai setiap hal yang dapat membayakan bangsa dan negara kita kedepannya. " tegas Jawade Hafidz.

Drs. H. Danusiri, M.Ag memaparkan butir-butir Pancasila dengan rujukan ajaran Kitabullah, pada acara Diskusi Publik Peran Pemuda Memaknai Kemerdekaan RI, di Kampus Unissula Semarang, Sabtu (27/8/2016)

Danusiri menuturkan bahwa sesungguhnya apa yang menjadi sila-sila dalam Pancasila itu secara substansial sudah sejalan dengan ajaran dan isi daripada ajaran agama Islam. Tidak pula menyalahi dengan ajaran agama-agama yang resmi diakui di negara Indonesia. "Terorisme banyak pola dan klasifikasinya bila dlihat dari pendekatan filsafatdan berbeda pula cara-cara penanganannya,"imbuh Danusiri. Sememtara itu Djati Prijono menuturkan bahwa di sekitar lingkungan kita ini banyak masalah yang muncul termasuk masalah terorisme dan radikalisme, yang jika dianalisis secara mendalam bahwa diantara solusi terhadap masalah-masalah tersebut adalah dengan menggelorakan kembali nilai-nilai kearifan lokal (Local Genius) yang dikemas dalam konteks kekinian. 

Pada kesempatan tersebut, hadir pula perwakilan dari Kodim 0733/BS Kota Semarang, akademisi, perwakilan BEM-BEM Semarang, wartawan dan peserta lainnya. Kasat Binmas Polrestabes Semarang, AKBP (Pol) Restiana Pasaribu, S.H. mewakili Kapolresta Semarang menyampaikan bahwa pihaknya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat terutama generasi mudanya untuk berpartisipasi aktif dalam mendeteksi secara dini berbagai faham dan aliran yang dapat merusak nilai-nilai kebangsaan. "Bapak Kapolrestabes sangat mengapresiasi positif terselenggaranya acara Diskusi Publik yang digagas BEM Unissula ini dan beliau sangat berkeinginan untuk bisa hadir secara langsung pada awalnya, namun ada tugas mendadak yang tidak bisa ditinggalkan, Beliau titip salam untuk semua dan menugaskan saya untuk mewakilinya" jelas Pasaribu kepada wartawan. (ASP)***.

Hendra (24), peserta Diskusi Publik yang berhasil mendapatkan hadiah Kuis Hafalan Teks/Naskah Pembukaan UUD 1945 pada sesi acara Diskusi Publik Peran Pemuda Memaknai Kemerdekaan RI, di Kampus Unissula Semarang, Sabtu (27/8/2016)






Share this

Related Posts

Previous
Next Post »